Langsung ke konten utama

PELATIHAN BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN TEKNOLOGI BIOFLOK


Pada tanggal 24 Mei 2014, Himpunan Mahasiswa Akuakultur Universitas Jenderal Soedirman bekerja sama dengan PNPM Mandiri Kecamatan Kuwarsan, Kebumen mengadakan pelatihan budidaya ikan lele dengan teknik bioflok untuk para ibu rumah tangga, dalam rangka pemberdayaan perempuan dan pengentasan kemiskinan, yang bertempat di Kampus Jurusan Perikanan dan Kelautan UNSOED, dan juga dilanjutkan di Desa Kuwaru Bandengan, Kuwarsan, Kebumen. Acara ini diikuti oleh kurang lebih 30 orang dan 10 orang dari UPK Kecamatan Kuwarsan. Dalam pelatihan ini, sebelumnya disampaikan teori-teori dan dilanjutkan dengan pelatihan dilapangan yang dimulai dengan pembuatan kolam bundar. 
Bioflok merupakan kumpulan dari berbagai organisme diantaranya yaitu, bakteri, jamur, algae, protozoa, dan cacing yang tergabung dalam gumpalan (flok). Teknologi bioflok merupakan salah satu alternative baru dalam mengatasi masalah kualitas air dalam akuakultur yang diadaptasi dari teknik pengolahan limbah domestik secara konvensional (Avinimelech, 2006 dalam Ekasari, 2009). Peluasan produksi perikanan yang dibatasi, pembuangan limbah budidaya yang kurang ramah lingkungan, dan ketergantungan pembudidaya akan tepung ikan atau minyak ikan dapat diatasi dengan adanya teknik bioflok (Schryver, et al., 2008). Teknologi bioflok memanfaatkan limbah organik.yang nantinya diuraikan oleh mikroorganisme (bakteri). Adapun fungsi teknik bioflok dalam media air budidaya yang diantaranya yaitu, mengurangi bahan organik dan menghilangkan senyawa beracun, menstabilkan dan memperbaiki mutu air, mengubah amoniak menjadi protein sel dengan menambahkan karbohidrat, menekan organisme patogen, serta berfungsi sebagai makanan tambahan bagi ikan. Konsep dari teknik bioflok sendiri yaitu dengan mendaur ulang senyawa nitrogen anorganik (khususnya ammonia yang dapat bersifat toksik bagi ikan) menjadi protein sel oleh mikroba sehingga dimanfaatkan sebagai pakan oleh organisme pemakan detritus di perairan salah satunya adalah ikan Lele dan udang (Suprapto dan Samtafsir, 2013).
Prinsip dari teknik bioflok yaitu mengembangkan komunitas mikroba (bakteri) yang menguntungkan didalam media budidaya. Mikroba penyusun bioflok terdiri atas bakteri, fungi, microalgae, dan zooplankton. Proses pembentukan flok diawali dengan akumulasi bahan organik dalam kolam dengan pengadukan media air secara kontiu dan tidak melakukan pergantian air. Kemudian dilakukan penambahan karbohidrat sebagai sumber energi, mempercepat perkembangan mikroba dan perkembangan flok (Suprapto dan Samtafsir, 2013).
Ukuran flok akan bertambah tergantung dengan lama flok sejak awal pembentukan flok, dan besarnya pengadukan (Suprapto dan Samtafsir, 2013). Flok dapat berukuran 100-1000 µm (Ekasari, 2009). Pada teknologi bioflok terdapat beberapa warna flok yang diantaranya yaitu warna kecoklatan, kehijauan, dan kehitaman. Warna flok yang kecoklatan memiliki dominasi oleh bakteri heterotrof aerobik serta berpengaruh meningkatkan pertumbuhan dan napsu makan. Warna flok kehijauan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan bakteri yang mendominansi yaitu bakteri fotosintetik. Warna flok yang kehitaman merupakan warna flok yang kurang baik karena dapat menyebabkan menurunnya napsu makan, stress dan mudah terserang penyakit (Suprapto dan Samtafsir, 2013). 

Komentar

  1. Gan, ane tertarik belajar bioflok, saya bisa hubungi siapa ya? Makasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah HIMAKUA UNSOED

HIMAKUA JPK UNSOED Perkembangan zaman dengan tuntutan terciptanya sumber daya manusia yang berpotensi untuk memanfaatkan sumber daya alam terutama sumber daya perikanan. Mahasiswa diharuskan untuk menguasai bidang yang ditekuni baik dari segi akademis maupun praktisi agarmampu bersaing pada dunia kerja yang memerlukan suatu kompeten terhadap daya saing yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan adanya daya dukung yang mampu mendukung dan mengapresiasikan kemampuan mahasiswa di bidang budidaya perikanan. Oleh karena itu, timbullah inisiatif dari para dosen (Drs. Mahaendro S, M.Si dan Rudy Wijaya S.Pi, M.Si) dan mahasiswa prodi Budidaya Perairan untuk membentuk suatu wadah yang dapat menampung minat, apresiatif dan keterampilan mahasiswa di bidang budidaya dengan memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia di sekitar kampus JPK Unsoed. Maka terbentuklah suatu organisasi mahasiswa yang bernama Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA). Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIM...
  [PRESS RELEASE WEBINAR & PEMBERIAN BEASISWA ALUMNI CARE] Sabtu (28/11) telah terlaksana salah satu kegiatan Webinar & Pemberian Beasiswa Alumni Care yang merupakan kerjasama antara Ikatan Keluarga Alumni Akuakultur dan Himakua. Kegiatan ini berlangsung dengan lancar melalui zoom dan diikuti oleh civitas akademika Akuakultur. Rangkaian kegiatan ini meliputi pemberian beasiswa alumni care kepada mahasiswa Akuakultur Universitas Jenderal Soedirman. Selain itu, terdapat kegiatan Webinar yang mengusung tema "Aquaculture for Our Future" dengan pembicara Ade Putra, S. Pi, Arum Budiasih, S. Pi, dan Rizky R Paing, S. Pi, M. Han yang merupakan alumni akuakultur. Pada webinar ini membahas terkait kehidupan di dalam dan diluar dunia kampus, info beasiswa dan karir masa depan untuk lulusan perikanan. Semoga para penerima beasiswa alumni care dapat menggunakan beasiswa ini dengan baik dan tetap mempertahankan prestasi akademiknya. Selain itu, semoga dengan adanya webinar ini dapa...
[PRESS RELEASE WISUDA PERIODE SEPTEMBER Ke 137&138 ] Acara Wisuda Periode Ke-137 & Ke-138 telah dilaksanakan dengan penuh suka cita. Kamis, 8 Oktober 2020 telah berlangsung acara wisuda secara daring dan luring yang bertempat di GOR Soesilo Soedarman Unsoed. Sebanyak 39 mahasiswa FPIK dinyatakan lulus dan 12 orang diantaranya adalah mahasiswa Akuakultur. Selamat untuk kakak-kakak atas kelulusannya, semoga ilmu yang didapatkan dapat diterapkan dan kelak berguna bagi masyarakat sekitar. Salam sukses dan sehat selalu!!! BDP!!! SIAP TEMPUR!!